Antara Skintone WPAP dan Perasaanku
Memang belum begitu lama saya kendal dengan WPAP. Tepatnya satu
bulan yang lalu, akhir desember. Perkenalan itu dimulai ketika saya menemukan
akun facebook bernama Inggie, yang ternyata salah satu senior di www.wpapcommunity.com
Awalnya jujur saya tidak tahu apa itu WPAP. Saya hanya
menikmati karya-karyanya saja. Sesekali pernah menanyakan mengenai desain
grafis kepada beliau, dan alhamdulillah mendapat tanggapan yang baik. Menjawab
dan memberi saya motivasi untuk berkarya.
Sampai, saya membuka salah satu postingan di www.ahlidesain.com, ada tutorial tentang
membuat desain wpap, bentuknya video, saya unduh. Oh ternyata desain yang
selama ini saya nikmati dari album facebooknya om Inggie itu namanya WPAP.
Akhirnya saya mencoba untuk mencari tahu apa itu WPAP. Bukan
yellow pages yang pertama saya cari tapi mbah google (dia gak pernah ngeluh
kalo ditanya). Saya semakin tertarik ternyata WPAP ini karya asli bangsa
Indonesia, bangga.
Saya putuskan untuk membuat desain WPAP. Ini kan karya anak
bangsa, harus diapresiasi. Kalau misalnya saya nanti jadi desainers hebat dan
mendunia (Aamiin), terus disuruh bikin WPAP. Wah masa desainer Indonesia gak
bisa buat WPAP, apa kata dunia? *ala Naga Bonar*
Korban pertama saya adalah melody nurramdhani laksani, itu
salah satu member idol grup JKT48. Dan gurunya adalah video yang pernah saya
unduh. Gugup, ini pertama kali, sedikit demi sedikit gambar itu terbentuk, saya
coba warnai satu persatu. Dan jadilah hasil seperti ini.
Saya langsung unggah ke facebook dan saya tag om Inggie. Beliau
komentar karya pertama saya ini. saya senang sekali, komentarnya dewasa,
memberi masukan tanpa menggores sama sekali. Dan kata yang saya paling suka
dari beliau adalah ‘semangArt’.
Waktunya efaluasi untuk karya yang ke-2. Karya yang ke-2 ini
memakan korban el-Sharawy. Pemain idola saya di Milan setelah Maldini dan
Inzaghi. Saya harus baca-baca lagi tutorial, saya dapet ilmu baru katanya,
untuk pemula seperti saya ini, ajak dulu hasil facet ke skintone dulu sebelum
jadi WPAP. Jadi skintone itu warnanya kita tetap mengambil dari warna foto
aslinya. Jadilah foto el-shaarawy menjadi skintone dan wpap.
Beberapa komentar mengatakan, untuk skintonenya sudah agak
mirip. Tapi untuk WPAPnya bener-bener ancur. Otak saya berlari cepat, push up
dan skot jump. Kenapa bisa begini.
Saya buka lagi web www.wpapcommunity.com
, saya cermati dengan seksama gambar-gambar karya master. Saya buka lagi grup
facebook WPAP, sembari saya add beberapa anggota, ataupun dari mereka yang
berkomentar pada sebuah karya wpap dengan photo profil wpap tentunya. Berharap bisa
banyak belajar dari mereka ini nantinya.
Saya langsung teringat dengan beberapa kalimat yang terucap
di video mengenai tutorial WPAP yang pernah saya unduh. Saya coba buka kembali.
Aba beberapa kalimat yang maksudnya adalah, di WPAP ini hal tersulit adalah
pewarnaan. Karena warna harus menggunakan perasaan.
Iya, saya baru faham kenapa karya saya mentoknya di skintone.
dan ketika dikonfersi ke WPAP hasilnya pasti kacau balau. Skintone hanya
menggunakan warna kulit, atau warna aslinya. Kita hanya perlu melihat dengan
teliti warnanya dan menggunakan fasilitas eyedropper untuk mendapatkan
warnanya. Ini tentang logika, ini tentang empirisme, mana yang benar dan mana
yang salah. Sudahkah anda mengambil warna yang benar.
Tapi berbeda dengan WPAP. Alur gelap terang yang ada pada
foto masih bisa saya lihat untuk sekedar membuat facet, pewarnaannya yang
sulit. Ini membutuhkan perasaan, sekali lagi.
Lalu, ada apa sebenarnya dengan perasaan saya ini? apakah
saya ini mati rasa? Untuk merasakan warna pada WPAP saja saya begitu sulit dan
tidak mampu, sedih.
Saya harus mengintrospeksi diri saya. Ada yang salah dengan
saya. Memang selama ini saya hanya berbicara masalah benar dan salah. Saya lupa
saya juga harus berbicara apakah menyakiti perasaan orang lain atau tidak. Pernahkah
saya merasakan apa yang orang rasakan.
Mungkin banyak yang sudah saya sakiti perasaanya. Orang-orang
yang menyayangiku. Saya memang kurang peka terhadap perasaan orang lain. Mungkin
ini yang membuat saya tak kunjung mendapatkan sandaran rasa, Cinta.
Tapi saya yakin Allah tahu saya belum siap. Buktinya cinta
saya sebelumnya berkahir dengan tidak indah. Memang seperti apapun cinta (di
dunia) pasti akan berkahir dengan menyakitkan – Hitam Putih. Dan saya yakin
Allah tak ingin bertambah lagi orang yang saya sakiti, karena kurangnya kepekaanku
terhadap perasaannya sampai saya benar-benar siap untuk itu.
Sekarang di depan mata saya ada WPAP. Susunan warna yang
berpadu melalui perasaan membuat gambar yang begitu indah. Saya ingin belajar
menuangkan perasaan kedalamnya. Saya ingin belajar mengani perasaan melalui
WPAP, melalui warna.
Warna, ajarkan aku rasa, ajarkan aku cinta.
@Jalmi_Sae
a.k.a Muhammad Ibtissam Han
26 Januari
2013 Dalam kegalauan karena tak kunjung membuat gambar wpap yang bagus
0 komentar:
Posting Komentar