26 Januari 2013

Antara Skintone WPAP dan Perasaanku


Memang belum begitu lama saya kendal dengan WPAP. Tepatnya satu bulan yang lalu, akhir desember. Perkenalan itu dimulai ketika saya menemukan akun facebook bernama Inggie, yang ternyata salah satu senior di www.wpapcommunity.com

Awalnya jujur saya tidak tahu apa itu WPAP. Saya hanya menikmati karya-karyanya saja. Sesekali pernah menanyakan mengenai desain grafis kepada beliau, dan alhamdulillah mendapat tanggapan yang baik. Menjawab dan memberi saya motivasi untuk berkarya.

Sampai, saya membuka salah satu postingan di www.ahlidesain.com, ada tutorial tentang membuat desain wpap, bentuknya video, saya unduh. Oh ternyata desain yang selama ini saya nikmati dari album facebooknya om Inggie itu namanya WPAP.

Akhirnya saya mencoba untuk mencari tahu apa itu WPAP. Bukan yellow pages yang pertama saya cari tapi mbah google (dia gak pernah ngeluh kalo ditanya). Saya semakin tertarik ternyata WPAP ini karya asli bangsa Indonesia, bangga.

Saya putuskan untuk membuat desain WPAP. Ini kan karya anak bangsa, harus diapresiasi. Kalau misalnya saya nanti jadi desainers hebat dan mendunia (Aamiin), terus disuruh bikin WPAP. Wah masa desainer Indonesia gak bisa buat WPAP, apa kata dunia? *ala Naga Bonar*

Korban pertama saya adalah melody nurramdhani laksani, itu salah satu member idol grup JKT48. Dan gurunya adalah video yang pernah saya unduh. Gugup, ini pertama kali, sedikit demi sedikit gambar itu terbentuk, saya coba warnai satu persatu. Dan jadilah hasil seperti ini.






Saya langsung unggah ke facebook dan saya tag om Inggie. Beliau komentar karya pertama saya ini. saya senang sekali, komentarnya dewasa, memberi masukan tanpa menggores sama sekali. Dan kata yang saya paling suka dari beliau adalah ‘semangArt’.

Waktunya efaluasi untuk karya yang ke-2. Karya yang ke-2 ini memakan korban el-Sharawy. Pemain idola saya di Milan setelah Maldini dan Inzaghi. Saya harus baca-baca lagi tutorial, saya dapet ilmu baru katanya, untuk pemula seperti saya ini, ajak dulu hasil facet ke skintone dulu sebelum jadi WPAP. Jadi skintone itu warnanya kita tetap mengambil dari warna foto aslinya. Jadilah foto el-shaarawy menjadi skintone dan wpap.

Beberapa komentar mengatakan, untuk skintonenya sudah agak mirip. Tapi untuk WPAPnya bener-bener ancur. Otak saya berlari cepat, push up dan skot jump. Kenapa bisa begini.

Saya buka lagi web www.wpapcommunity.com , saya cermati dengan seksama gambar-gambar karya master. Saya buka lagi grup facebook WPAP, sembari saya add beberapa anggota, ataupun dari mereka yang berkomentar pada sebuah karya wpap dengan photo profil wpap tentunya. Berharap bisa banyak belajar dari mereka ini nantinya.

Saya langsung teringat dengan beberapa kalimat yang terucap di video mengenai tutorial WPAP yang pernah saya unduh. Saya coba buka kembali. Aba beberapa kalimat yang maksudnya adalah, di WPAP ini hal tersulit adalah pewarnaan. Karena warna harus menggunakan perasaan.

Iya, saya baru faham kenapa karya saya mentoknya di skintone. dan ketika dikonfersi ke WPAP hasilnya pasti kacau balau. Skintone hanya menggunakan warna kulit, atau warna aslinya. Kita hanya perlu melihat dengan teliti warnanya dan menggunakan fasilitas eyedropper untuk mendapatkan warnanya. Ini tentang logika, ini tentang empirisme, mana yang benar dan mana yang salah. Sudahkah anda mengambil warna yang benar.

Tapi berbeda dengan WPAP. Alur gelap terang yang ada pada foto masih bisa saya lihat untuk sekedar membuat facet, pewarnaannya yang sulit. Ini membutuhkan perasaan, sekali lagi.

Lalu, ada apa sebenarnya dengan perasaan saya ini? apakah saya ini mati rasa? Untuk merasakan warna pada WPAP saja saya begitu sulit dan tidak mampu, sedih.

Saya harus mengintrospeksi diri saya. Ada yang salah dengan saya. Memang selama ini saya hanya berbicara masalah benar dan salah. Saya lupa saya juga harus berbicara apakah menyakiti perasaan orang lain atau tidak. Pernahkah saya merasakan apa yang orang rasakan.

Mungkin banyak yang sudah saya sakiti perasaanya. Orang-orang yang menyayangiku. Saya memang kurang peka terhadap perasaan orang lain. Mungkin ini yang membuat saya tak kunjung mendapatkan sandaran rasa, Cinta.

Tapi saya yakin Allah tahu saya belum siap. Buktinya cinta saya sebelumnya berkahir dengan tidak indah. Memang seperti apapun cinta (di dunia) pasti akan berkahir dengan menyakitkan – Hitam Putih. Dan saya yakin Allah tak ingin bertambah lagi orang yang saya sakiti, karena kurangnya kepekaanku terhadap perasaannya sampai saya benar-benar siap untuk itu.

Sekarang di depan mata saya ada WPAP. Susunan warna yang berpadu melalui perasaan membuat gambar yang begitu indah. Saya ingin belajar menuangkan perasaan kedalamnya. Saya ingin belajar mengani perasaan melalui WPAP, melalui warna.

Warna, ajarkan aku rasa, ajarkan aku cinta.

@Jalmi_Sae a.k.a Muhammad Ibtissam Han
26 Januari 2013 Dalam kegalauan karena tak kunjung membuat gambar wpap yang bagus



0 komentar:

Posting Komentar