Semoga Muhammad Ibtissam Han Semakin Dewasa
Hari ulang tahun menjadi seuatu hal yang spesial menurut
beberapa orang, termasuk saya sendiri. Bagaimana tidak pada tanggal tersebut
beberapa tahun (tergantung berapa umurnya sekarang) yang lalu dia lahir ke bumi.
Pindahnya dia dari alam rahim yang tenang, kalo di buku fsikologi kematian
(karangan pak komarudin hidayat a.k.a pak komeng) disebutnya surga, entah
mungin karena di dalam rahim itu seperti gambaran al-Qur’an bahwa surga itu
tenang, menuju dunia yang hirup pikuknya kita alami saat ini.
Tidak terasa umurku sudah mencapai angka 19, entah berapa
lagi sisa umurku. Kalo di komik Death Note shinigami dan yang memakai mata
shinigami bisa melihat sisa umur seseorang, tapi saya ga percaya soalnya itu
cuman dongeng, yang tahu cuman Allah kok.
Lantas
menanggapi hari ulang tahun itu seperti apa, ya kembali lagi ke pribadi
masing-masing. Kalau untuk anak kecil berumur dibawah lima tahun wajarlah kaya
dirayain dengan balon, kado, ue, dan cokelat, diiringi dengan nyanyian ulang
tahun. Meskipun itu bukan budaya kita (baca_Islam).
Waktu kecil dulu masih ingat ketika ulang tahun santri di
undang ke rumah, semua mengaji surah yaasiin, semua mendo’akanku kebaikan,
seperti berkah usia dll.
Lalu bagaimana dengan sekarang? Hari ini saya dengan
keluarga kecuali papah (ada halangan) makan-makan di Saung Gunung Jati. Cuman
itu? Ya J.
Gimana dengan kue, kado? Yah mungkin sekarang umuru udah 19 lah yah, udah
dewasa kata orang. Udah bukan 16 tahun yang lalu saat meniup kue ulang tahun
dengan semangat berharap membuka bungkusan kado dengan cepat.
Tapi kalau berbicara umur, yah bisa lihat di postingan
setahun yang lalu bulan november tanggal 21, disitu ada foto kue bertuliskan
Happy Birthday 23th. (Nah loh tuaan siapa?) Waktu itu semua keluarga kumpul di
rumah, mendo’akan kakak ku. Memotong kue dan lain sebagainya. Saya tak tahu
persis karena saat itu sedang di jakarta UTS.
Lalu di tanggal 16 Juni ini gimana? Apakah sudah tak begitu
penting lagi? Apakah yang lahir hari ini sudah tak berguna, dan tidak
diharapkan lagi? Seharusnya saya interopeksi diri, aku berbeda dengan mereka.
Aku gak pernah rangking satu. Mungkin karena itu aku tak mendapatkan kado, kue
ulang tahun. Atau sekedar kumpul keluarga yang lengkap. Jadi didoakan banyak
orang di rumah itu hanyalah kenangan manis, yang membuat air mata ini tak
terbendung ketika mengingat beberapa tahun ini. Bahkan tahun kemarin seingatku
makan-makan pun enggak.
Tapi sudahlah, mungkin ini memang yang terbaik. Mungkin
orang tua ku berharap ananya bisa dewasa, bisa mengerti bahwa hidup tak
selamanya indah. Atau mungkin menguji anaknya apakah dia tidak iri jika
diperlakukan berbeda dengan saudaranya. Atau menginginkan anak ke-duanya ini
lebih giat belajar dan menghafal al-Qur’an lagi barulah dirayakan atau
disyukuri. Atau beberapa kemungkinan positif yang bisa aku terima.
Yang jelas inti dari ulang tahun menurutku adalah bagaimana
kita bisa bersyukur kepada Allah yang senantiasa memberi kita umur dan rizki
yang tak ternilai. Lalu bagaimana kita berbakti kepada orang tua, sariatnya
karena merekalah kita lahir di dunia ini. Terima kasih mah, pah.
Terakhir terimakasih yang sebanyak-banyaknya buat yang udah
ngucapin selamat ulang tahun, lewat sms, facebook, atau twitter. Terima kasih
sudah mengingat hari penting disetiap tahun dalam hidupku ini. Untu yang lupa,
insyaaloh masih ada 16 juni 2013. Semoga allah memberi umur J
Semoga Muhammad Ibtissam Han ini semakin dewasa lagi J #SmileIsMe
tersenyumlah!
0 komentar:
Posting Komentar