Mencoba mengenang sehari yang lalau di tahun 1993, yaitu
ketika aku dilahirkan ke bumi ini.
Saat itu kandungan ibuku sudah mendekati satu tahun.
Terhitung ketika mulai hamil saat ibadah haji, saat itu kakek ku meninggal di
tanah haram. Sampai bertemu haul meninggalnya kakekku saya belum aja lahir.
Kata dokter kepala saya nyangut ke samping, dia tidak bisa mengeluaran saya.
Akhirnya ibuku menerima informasi bahwa ada seorang varazy
sakti, atau bahasa ngerinya dukun beranak. Katanya memang handal, ada nya di
cador dekat karang resik yang mau ke ciamis. Disinilah cerita itu bermulai.
Entah siang atau jam berapa, saya kurang tahu pasti (nanti
nanya-nanya lagi terus direpisi lah). Mobil yang berisikan ayah ku (biasa
manggil padahal papah), ibuku (ini juga mamah, gpp lah aga keren dikit) yang
aku masih ada diperutnya, paman-paman ku dan juga santri yang saya lupa
namanya. Berangkat menuju tempat dimana varazy itu berada.
Waktu itu jalan yang mengarah ke jalan itu ya sampai
sekarang juga ada dua (eh sekarang tiga). Jadi waktu itu mobil mengambil rute
jalan condong. Jalan condong dan jalan satunya (jalan pasir ipis) itu gak jauh
beda. Kalo jalan pasir ipis jalan nya tipis (sesuai nama) dan disamping kiri
ada sawah, dan kanannya sungai yang lumayan dalem lah. Kalau jalan condong
kanan kiri sawah semua.
Jadi pas mobil mau sampai di ujung jalan yang panjang dengan
diapit dua pesawahan itu. Di depan ada motor yang dibelakangnya diikat karpet
atau kain entah lah saya lupa ceritanya, berjalan berlawanan arah. Maklum
jalannya sempit banget (sekarang lebih parah, karena dicangkulin terus ama
tukang sawah) jadi si pengguna motor yang maksa lewat itu tersungkur ke sawah
dengan motornya tentunya. Keluarlah kata-kata kotor.
Si santri yang juga mendengar kata-kata kotor si tukang ojeg
(barulah tahu kalo dia itu tukang ojeg) lantas turun dari mobil, mungkin dia
tidak terima guru-gurunya (bapak dan paman-paman saya) dikatai seperti itu.
Turun dari mobil langsung menarik tukang ojeg lalu memukulnya.
Perkelahian dimulai setelah si tukang ojeg melawan,
menangkis dan memukul balik santri itu. Paman saya turun juga, ikut membantu si
santri melawan tukang ojeg yang mulai bringas itu. Akhirnya paman-paman yang
lain turun diikuti ayahku juga, ibu ku yang jelas-jelas seorang wanita
jelas-jelas takut melihat hal tersebut.
Setelah perlawanan yang panjang dari seorang tukang ojeg
melawan beberapa orang yang antara lain, santri, ayahku, dan juga
paman-pamanku. Dapat abar sih si tukang ojeg itu dihampaskan mukanya ke jalan sampai
tak berkutik lagi.
Setelah tumbangnya si tukang ojeg itu, datang lah segerombol
orang, yang terlihat seperti tukang ojeg mendatangi mobil. Awalnya mengira
bahwa mereka akan menyerang melihat temannya dibuat babak belur. Ternyata
justru sebaliknya mereka bertirima kasih. Katanya orang itu adalah orang yang
meresahkan tempat itu.
Selepas kejadian itu mobil langsung meluncur menuju varazy
berada, sampai disana sore, habis magrib saya lahir J begitu beratnya perjuangan
mereka untuk ku, terutama mamah dan papah, thanks J saya tahu tak bisa membalas
semuanya, tapi saya akan mencoba membahagiakan kalian dengan cara yang saya
bisa J
Nanti diedit lagi, pake bahasa yang lebih bagus, dan cerita
lebih lengkap, mau nanya-nanya dulu sama saksi hidup :D