ke Pare (lagi)
Halo Pare,
Lama gak ketemu, hmm udah 8 tahun aja yah setelah demam
berdarah memisahkan kita. Sekarang baru tahu kalo tahun 2008-2009 itu db memang
lagi mewabah ya disini. Iya aku dikasih tahu sama Mr. Mujib.
Oh iya kamu banyak berubah sekarang, banyak tempat
nongkrong, orangnya juga makin banyak. Sampe kaget waktu pertama nyampe El-Fast
ada gadis dengan kain pantai. Pemandangan yang memanjakan mata, tapi ya jangan
dipandangin terus, kedipan pertama kan rejeki, jadi kata mas loli kalo gak kuat
untuk gak ngedip, ya ngedipnya di tempat lain, dasar mas lol.
Aku sempet gak inget arah gitu pas pertama datang, untung
ada Mufida Banni Anindita Putri atau biasa dipanggil cuk (kalem ini bukan cuk
dari ***cuk nya bahasa jawa, ini panggilan sayang aja dari seorang teman) dia
ngajak aku keliling pare. Dan kebetulan ketemu Sabiq, sodara gw, dia juga
kursus di sini.
Tapi dari beberapa hal yang Nampak berbeda dari dirimu ada
hal yang gak pernah berubah, adalah harga makanan disini masih tetep murah. Masalahnya
karena murah bawaannya pengen makan dan jajan mulu. Kenanya ya boros kaya di
Jakarta-jakarta juga.
Dari rutinitas-rutinitas yang padet ini aku mulai berfikir. Oh
pantas orang berbondong-bondong datang ke Pare untuk belajar bahasa Inggris. Karena
disini ya memang orang-orang memiliki tujuan yang relative sama, belajar bahasa
Inggris. Ya sebagian ada juga yang cuma pengen jalan-jalan sekalian belajar.
Oh iya makasih ya kamu udah mempertemukan aku dengan
orang-orang disini. Orang-orang mulai dari ujung Aceh kaya Igtifar dan Kak
Datin Sofia, sampe sumber air sudekat Mbak Angel (tapi bukan Mbak Angel
istrinya Mas Adi) dll. Disini aku belajar banyak budaya dari banyak daerah lah.
Ya minimal bahasa kotornya. Eits bukan untuk digunakan tidak baik, tapi kita
tahu kalo ada orang ngatain pake bahasa kotor kita tahu dia sedang berbicara
yang tidak baik.
Tapi, mungkin karena rutinitas ini juga sepertinya aku mulai
jenuh dengan soal-soal toefl ini. Makanya pas Jordan ngajakin jalan-jalan ke
Batu Malang aku siap. Ya seperti biasa, kalo acara mendadak pasti jadi. Makasih
juga untuk Qonita, Eyi, Anju, Ayu, Iskendor & Suciadi yang telah meramaikan
petualangan ke Batu ya meskipun diwarnai dengan banyaknya ekspektasi yang tak
sesuai dan mobil sewaan yang rusak. Tapi tanpa itu kita gak akan sedekat
sekarang mungkin.
Rutinitas pun berlanjut lagi seperti biasa, pagi hari
dimulai dengan panggilan Jodi “program” tapi sepertinya tidak mempan terhadapku
aku masih enak bobo memeluk 2 bantal (yang di minggu terkahir hilang entah
kemana) dilanjut sarapan di warung jepang depan elfast, mbak yang layaninya
cantik kaya gadis jepang, terus mandi dengan wc tanpa kunci, ya sedikit waswas,
lalu masuk kelas Mr. Anas (juju raja gw bête sama jam ini soalnya gak asik) Tanpa
waktu istirahat (ya kalo aku sama jordan sih pasti ke kantin dulu beli makanan)
dilanjut Studi Club Mr Farid, kalo kata Qonita mukanya ngeselin, Ishoma terus
Masuk Listening Miss Faidah dilanjut Main Class nya Mr Mujib ampe Magrib. Dan malamnya
ya yang kita tunggu2 “Scoring” dengan ritual gak mandi dulu dan gak makan berat
karena ditakutkan ngantuk pas Scoring.
Entah pepatah lama atau bukan, ketika hari mu membosankan
harimu akan berjalan begitu lama. Sebaliknya ketika hari itu kamu nikmati hari
itu akan cepat berlalu. Dan ketika aku mulai menikmati semua ini. Semua melesat
bak jet (selain jet apalagi yang melesat cepat ya? Oh iya uang di dompet)
Tanpa terasa sekarang aku Cuma bisa melihat kalian melalui
foto yang sempat aku ambil disana. Aku sedang duduk di kamarku, sembari
mendengar gemercik air hujan di luar sana sambil bingung mau nulis apa padahal
masih banyak yang ingin aku sampaikan.
Yang jelas aku rindu kamu, Pare.